Home » , » Muqaddimah (Pengantar)

Muqaddimah (Pengantar)




Kita tahu bahwa ummat Islam di mana-mana dewasa ini tertindas. Semua para ahli Islam mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mendeteksi sebab-sebab kelemahannya. Mayoritas sepakat bahwa sebab utama kelemahan ummat Islam diakibatkan oleh jauhnya mereka dari Islam. Ini seperti yang digambarkan oleh hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam :


إذا تبايعتم بالعينة ورضيتم بالزرع واتبعتم  أدناب البقر وتركتم الجهاد سلطه الله عليكم ذلاّ لا ينزعه منكم حتى ترجعوا إلى دينكم.
"Jika kalian sudah berdagang dengan riba, rela dengan pertanian, mengikuti ekor-ekor sapi (beternak) dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menguasakan kehinaan pada kalian yang tidak diangkat kehinaan tersebut sampai kalian kembali kepada dien kalian." [1]


Kenyataan itu sudah menjadi fakta dan mengharuskan kita kembali kepada dien yang mulia ini. Kita menyaksikan kaum muslimin telah berbondong-bondong kembali kepada ajaran Islam baik dalam sekup pemerintahan, organisasi, jama’ah dan perorangan. Namun pertanyaannya,
Sudahkah mereka benar-benar kembali pada ajaran Islam ?
Bagaimana caranya ?
Ya !
Semuanya menyerukan kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wassallam itu sesuai dengan pemahaman mereka sendiri. Akibatnya, berbagai kesesatan timbul. Otak, hawa nafsu, dan kepentingan dikedepankan dan diblesteri dengan dalil-dalil yang sering kali tidak ada hubungannya. Sungguh ini adalah musibah. Setiap orang berbicara atas nama Islam. Apakah itu Ulama’ Suu’, Penceramah, Pedagang, Pelawak dan lain-lain tanpa rasa malu mereka berfatwa. Apabila ditanya, mereka menjawab dengan jawaban,“Saya kira, menurut saya”, dan sebagainya. Dalam sekup organisasi dan pemerintahan selalu menyerukan kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wassallam dan kalau kita sampaikan al-Qur’an dan Sunnah Rasul seperti yang dipahami oleh as-Salafus Shalih generasi pilihan sampai abad ketiga, serta merta mereka mengatakan,”Itu pendapat yang sesat, ganjil, terbelakang”, dan lain sebagainya, sebagai tuduhan yang batil. Bahkan lebih aneh lagi mereka yang menyerukan kembali kepada Salaf, namun sepak terjangnya berlawanan sama sekali dengan kehidupan Salaf. Di antara mereka ada yang senang bid’ah dan beraqidah Asy’ariyah, adapula yang beraqidah Salaf tetapi tidak berakhlaq seperti Salaf. Benar sekali perkiraan Abdullah bin Mas’ud radliyaallahu ‘anhu:

إنكم ستجدون أقواما يزعمون أنهم يدعونكم إلى كتاب الله وقد نبذوه وراء ظهوركم. فعليكم بالعلم و إيّاكم والتبدّع وإيّاكم والتنطّع وإياكم والتعمّق وعليكم بالعتيق.

"Kalian akan mendapati golongan-golongan yang menyangka bahwa mereka menyeru kalian kepada Kitabullah. Padahal Kitabullah telah mereka lemparkan di belakang punggung mereka. Maka hendaklah kalian berilmu dan jangan berbuat bid'ah, jangan berlebihan, jangan kelewatan dan hendaklah kalian selalu berpegang kepada generasi pendahulu (salaf).[2]

Oleh sebab itu penting sekali, mengajak semua ummat Islam kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wassallam sesuai dengan pemahaman Salafush Shalih secara utuh. Karena itu merupakan rel  yang membawa gerbong ummat Islam menuju keselamatan dan kejayaan dunia dan akhirat.

قال ابن رجب : فأفضل العلوم في تفسير القرآن ومعاني الحديث والكلام في الحلال والحرام ما كان مأثورا عن الصحابة والتابعين وتابعيهم وأن ينتهي إلي أئمة الإسلام المشهورين المقتدى بهم.

Ibnu Rajab berkata : 
"Seutama-utama ilmu adalah dalam penafsiran Al-Qur'an dan makna-makna hadits serta dalam pembahasan halal dan haram yang ma'tsur dari para sahabat, tabi'in dan tabiut-tabi'in yang berakhir pada para imam terkenal dan diikuti ." [3]

Untuk itu kita harus mengetahui gambaran utuh dari as-Salafus Shalih agar kita dapat mengikuti mereka sebaik mungkin dalam rangka li-i’la’i kalimatillah demi mencari ridha Allah subhanahu wa-ta’ala.

Berikut ini pengantar kepada as-Salafus Shalih sebagai upaya untuk mengenal, menghayati, mengamalkan dan memperjuangkannya. Sebagai upaya manusia biasa yang lemah pasti kesalahan dan kekurangannya. Namun itu sebagai hasil Ijtihad yang semoga mendapat balasan dari Allah dan ampunan dari segala kelengahan.

قَالَ يَٰقَوْمِ أَرَءَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍۢ مِّن رَّبِّى وَرَزَقَنِى مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًۭا ۚ وَمَآ أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَىٰ مَآ أَنْهَىٰكُمْ عَنْهُ ۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا ٱلْإِصْلَٰحَ مَا ٱسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِىٓ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

"Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali." (QS Huud [11]: 88)

والله أعلم بالصواب


Footnote:

[1]  Hadits shahih diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, al-Baihaqy dan yang lain.

[2]  HR. Ad-Darimy, 145, dan Syarh Ushul I’tiqod Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah.Al-Lalika’i.  I/97. Daar Toyyibah.

[3]  Fadllu Ilmi Salaf. Ibnu Rajab al-Hanbali. 58


Sumber: Serial Kajian Gema Salam Bandung

0 comments :

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. The Last Smile - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger