Kantuk terasa berat, tapi ku tak bisa tidur sepanjang malam tadi..
Sabtu, 29 Jumadil Akhir 1428 (14 Juli 2007), hari itu
teringat kembali ...
Meski selalu teringat hari itu hampir sepanjang hari...
Tapi terasa berbeda di malam tadi...
Dan (In syaa’Allaah) ku kan selalu ingat hari-hari sebelum
hari itu…
Meski tak baik berlarut-larut dalam kesedihan...
Namun ingatan ini agar aku merasa ia selalu dekat, meski
kini ia jauh...
Dan agar aku selalu teringat akan harapan dan impiannya
terhadapku...
Dan sebagai pelecut bagiku agar bisa mewujudkan impiannya
itu...
Kini, beberapa impiannya sedikit demi sedikit telah aku
capai...
Aku berharap ia melihat pencapaianku, meski sesungguhnya tak
bisa...
Segala kejadian telah tercatat di Lauh Mahfuzh sebelum hal
itu tercipta...
Demikian pula hari itu telah tercatat di sana…
Jam, menit, detik...
Tak bisa dimajukan dan tak bisa diundur kecuali atas
kehendakNya...
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍۢ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ
إِلَّا فِى كِتَٰبٍۢ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ
يَسِيرٌۭ
لِّكَيْلَا تَأْسَوْا۟ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا۟ بِمَآ
ءَاتَىٰكُمْ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍۢ فَخُورٍ
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan
berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu
gembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai
setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
(QS Al Hadiid [57]: 22-23)
Maka sekarang, tinggallah hari ini dan hari esok yang tersisa...
Dan yang tersisa darinya adalah impian dan diri ini...
Impiannya terhadap diri ini yang sesuai syar'iy...
Dan diri ini yang bisa menjadi amal yang tak terputus
baginya...
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila seorang hamba meninggal maka terputuslah
amalannya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau
anak shalih yang mendoakan kebaikan bagi orang tuanya.”
[HR. Imam Muslim dalam Shahih Adabul Mufrad, hlm.
45]
Oh betapa ku ingin agar dosa-dosaku bisa terhapus sebelum
hari itu…
Diriwayatkan oleh Ibnu Umar radliyallaahu ‘anhu bahwasannya
seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan
berkata:
“Wahai Rasulullah sesungguhnya telah menimpa kepadaku
dosa yang besar, apakah masih ada pintu taubat bagi saya ?”
Maka beliau bertanya: “Apakah Ibumu masih hidup ?”
Laki-laki itu menjawab: “Tidak.”
Kemudian beliau bertanya lagi: “Kalau bibimu masih ada ?”
Laki-laki itu menjawab: “Ya” .
Lalu beliau bersabda: “Berbuat baiklah padanya”.
[HR Imam At Tirmidzi. Dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al
Hakim. Lihat Jaami’ul Ushul , 1/406]
Maka kini ku hanya bisa bertaubat kepadaNya sebisaku…
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwasanya
seseorang mendatanginya lalu berkata:
“Aku meminang wanita, tapi ia enggan menikah denganku.
Dan ia dipinang orang lain lalu ia menerimanya. Maka aku cemburu kepadanya
lantas aku membunuhnya. Apakah aku masih bisa bertaubat ?”
Ibnu Abbas berkata: “Apakah ibumu masih hidup ?”
Ia menjawab: “Tidak.”
Ibnu Abbas berkata: “Bertaubatlah kepada Allah ‘Azza wa
Jalla dan dekatkanlah dirimu kepadaNya sebisamu.”
Atha’ bin Yasar berkata: “Maka aku pergi menanyakan
kepada Ibnu Abbas kenapa engkau tanyakan tentang kehidupan ibunya ?”
Maka beliau berkata: “Aku tidak mengetahui amalan
yang paling mendekatkan diri kepada Allah ta’ala selain berbakti kepada ibu.”
[HR. Imam Bukhari dalam Shahih Adabul Mufrad,
hlm. 34]
Betapa ku ingin senandungkan sebuah sya’ir tanpa musik dan petikan
gitar…
“Ribuan kilo…Jalan yang kau tempuh…Lewati rintangan…Untuk
aku, anakmu…
Ibuku sayang…Masih terus berjalan…Walau tapak kaki…Penuh
darah, penuh nanah…
Seperti udara…Kasih yang engkau berikan…Tak mampu ku
membalas…Ibu…”
Kini, ku berusaha memberikan beberapa amal yang bisa sampai
kepadanya…
Serta menjadi shalih dan syahid yang bisa membantunya…
“Orang yang mati syahid akan mendapatkan tujuh keutamaan:
Akan diampuni dosa-dosanya seketika saat pertama kali
darahnya mengalir, akan diperlihatkan tempatnya di Surga, akan dikenakan
perhiasan iman, akan dinikahkan dengan 72 bidadari, akan terhindar dari fitnah
kubur, akan aman dari kegoncangan besar pada Hari Kiamat, akan dikenakan
mahkota kebesaran dari intan di atas kepalanya yang nilainya lebih baik dari
dunia dan seisinya, dan akan memberikan syafa’at 70 manusia dari kerabatnya.”
[HR. Imam Tirmidzi dalam Shahihul Jami’ no 5058]
Dan tak lupa untuk menyenandungkan do’a untuknya…
رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ
عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًۭا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى
بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ
"Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk untuk tetap
mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua
orang tuaku dan untuk mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai, serta
masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang shalih.”
(QS. Al Naml [27]: 19)
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ
عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي
فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk untuk tetap mensyukuri
nikmatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku
dan untuk mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai, dan berilah aku kebaikan
yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada
Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang Muslim.”
(QS Al Ahqaaf [46]: 15)
Fa shabran jamiila, shabran…
Bandung, 30 Rajab 1434 (9 Juni 2013)
0 comments :
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.